Kamis, 27 Oktober 2011

DFD dan ERD


ENTITAS RELATIONSHIP DIAGRAM
(ERD)

Definisi Entity Relational Diagram (ERD)

Penyajian data dengan menggunakan Entity dan relationship

1.      Entity

-          Entity adalah objek yang dapat dibedakan dalam dunia nyata
-          Entity Set adalah kumpulan dari entity yang sejenis
-          Entity Set dapat berupa :
o   Objek secara Fisik: Rumah, kendaraan, Peralatan
o    Objek secara konsep: Pekerjaan, Perusahaan, Rencana

2.      Atribut

Karakteristik dari Entity atau relationship, yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut.

รพ  Jenis Atribut:

-          Nilai Atribut :
Data actual atau informasi yang disimpan pada suatu atribut di dalam suatu entity atau relationship

-          Key
Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu Entity secara unik


-          Atribut Simple
Atribut yang bernilai tunggal


-          Atribut Multivalue
Atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap instant Entity

Contoh Atribut : Atribut Multivalue


-          Atribut composite
Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti tertentu


-           Atribut Derivatif
                   Suatu atribut yang dihasilkan dari atribut yang lain.


3.       Relationship

-     Definisi
                Hubungan yang terjadi antara satu atau lebih entity.
-     Relationship Set
Kumpulan Relationship yang sejenis

-     Derajat dari Relationship
Menjelaskan jumlah Entity yang berpartisipasi dalam suatu Relationship

§  Unary Degree (Derajat Satu)

§  Binary Degree (Derajat Dua)


§  Ternary Degree (Derajat Tiga)


4.      Cardinality Ratio Constraint

-          Definisi :
Menjelaskan batasan Jumlah keterhubungan satu Entity dengan Entity lainnya.
  

M Jenis-jenis Cardinality Ratio

5.      PParticipation Constraint

Definisi:
Menjelaskan apakah keberadaan suatu Entity bergantung pada hubungannya dengan entity lain

Jenis-Jenis Participation Constraint

  1. Total Participation
Keberadaan suatu entity tergantung pada hubungannya dengan entity lain


  1. Partial Participation
Keberadaan suatu entity tidak tergantung pada hubungannya dengan Entity lain

6.      Weak Entity

Definisi:
Weak Entity: suatu entity dimana keberadaan dari entity tersebut tergantung dari keberadaan entity lain

Entity yang merupakan induknya disebut Identifying Owner dan relationship-nya Disebut Identifyimg Relationship Weak Entity Selalu mempunyai Total Participation Constraint dengan Identifying Owner.



Simbol-simbol ER-Diagram

Notasi                                          Arti


                        1. Entity
1.



                        2. Weak Entity

2.



3.                     3. Relationship



4.                     4. Identifying Relationship



5.                     5. Atribut


6.                     6. Atribut Primary Key



7.            7. Atribut Multivalue


8.                                      8. Atribut Composite





            
9.            9.     Atribut Derifatif   



Contoh Penggambaran Diagram ER
                     
Transformasi dari ERD ke Database Relational

  1. Setiap tipe Entity dibuat suatu relasi yang memuat semua atribut simple, sedangkan untuk atribut composite hanya dimuat komponen-komponennya saja.
 

PEGAWAI (NO_PEG, ALM1, KDPOS,……)

  1. Setiap Relasi yang mempunyai atribut multivalue, buatlah relasi baru dimana Primary keynya merupakan gabungan dari primary key dari relasi tersebut dengan atribut multivalue.

LOKPR(NOPRO, LOKASI)

  1. Setiap Unary Relationship 1:N, pada relasi perlu ditambahkan suatu foreign key yang menunjuk ke nilai primary key-nya.


PEGAWAI (NO_PEG, ……..,  SUPERVISOR-ID)
        Normalisasi

Normalisasi yaitu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai didalam suatu organisasi.

Tujuan:

1.      Menghilangkan kerangkapan data
2.      Mengurangi kompleksitas
3.      Mempermudah pemodifikasian data
Proses Normalisasi

  • Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.
  • Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu maka tabel tersebut pelu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.
Tahapan Normalisasi :

1)      Bentuk tidak normal : Menghilangkan perulangan grup.
2)      Bentuk Normal pertama (1NF) : Menghilangkan ketergantugan sebagian.
3)      Bentuk Normal kedua (2NF) : Menghilangkan ketergantungan transitif.
4)      Bentuk Normal ketiga (3NF) : Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional.
5)      Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF) : Menghilangkan ketergantungan multivalue.
6)      Bentuk Normal keempat (4NF) : Menghilangkan anomaly-anomali yang tersisa.
7)      Bentuk Normal kelima (5NF)

Ketergantungan Fungsional

Ketergantungan fungsional yaitu atribut Y pada pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X -> R.Y) jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R.

Ketergantungan Fungsional Penuh

Atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional penuh pada atribut X pada relasi R, jika Y tidak tergantung pada subset dari X (bila X adalah key gabungan).

Ketergantungan Transitif

Ketergantungan transitif adalah atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X, jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R.
            X -> Y
            Y -> Z
Maka = X -> Z

Bentuk Normal Kesatu (1NF)

Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kesatu bila setiap data bersifat   atomik yaitu setiap irisan baris dan kolom hanya memepunyai satu nilai data.

Bentuk Normal Kedua (2NF)

Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk normal kesatu dan atribut yang bukan key sudah tergantung penuh terhadap key-nya.

Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Yaitu : suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga bila relasi tersebut sudah memenuhi bentuk normal kedua dan atribut yang bukan key tidak tergantung transitif terhadap key-nya.








 Contoh Normalisasi Database Perkuliahan

Tabel MAHASISWA-1 (Unnormal)

No-Mhs
Nama
Mhs
Jurusan
Kode-MK
Nama-MK
Kode Dosen
Nama Dosen
Nilai
2683
Welli
MI
M1350
Manajemen DB
B104
Ati
A



M1465
Analisis Perc.Sistim
B317
Dita
B
5432
Bakti
Ak.
M1350
Manajemen DB
B104
Ati
C



Akn201
Akuntansi
D310
Lia
B




Keuangan






MKT300
Dasar Pemasaran
B212
Lola
A


Contoh Normalisasi Database Perkuliahan

No-Mhs
Nama
Mhs
Jurusan
Kode-MK
Nama-MK
Kode Dosen
Nama Dosen
Nilai
2683
Welli
MI
M1350
Manajemen DB
B104
Ati
A
2683
Welli
MI
M1465
Analisis Perc.Sistim
B317
Dita
B
5432
Bakti
Ak.
M1350
Manajemen DB
B104
Ati
C
5432
Bakti
Ak.
Akn201
Akuntansi
D310
Lia
B
5432
Bakti
Ak.

Keuangan



5432
Bakti
Ak.
MKT300
Dasar Pemasaran
B212
Lola
A














Contoh Normalisasi Database Perkuliahan

Tabel Kuliah (2NF)

Kode-MK
Nama-MK
Kode Dosen
Nama Dosen
M1350
Manajemen DB
B104
Ati
M1465
Analisis Perc.Sistim
B317
Dita
M1350
Manajemen DB
B104
Ati
Akn201
Akuntansi
D310
Lia

Keuangan


MKT300
Dasar Pemasaran
B212
Lola

Tabel MAHASISWA-3 (3NF)

No-Mhs
Nama
Mhs
Jurusan
2683

Welli
MI
5432
Bakti
Ak.


Contoh Normalisasi Database Perkuliahan

Tabel Kuliah (3NF)


No-Mhs
Kode-MK
Nilai
2683

M1350
A
2683
M1465

B
5432
M1350

C
5432
AKN201

B
5432
MKT300
A




Tabel Dosen (3NF)

Kode Dosen
Nama Dosen
B104
Ati
B317
Dita
D310
Lia
B212
Lola


Contoh Normalisasi Database Perkuliahan

Kode-MK
Nama-MK
Kode Dosen
M1350
Manajemen DB
B104
M1465
Analisis Perc.Sistim
B317
Akn201
Akuntansi
Keuangan
D310
MKT300
Dasar Pemasaran
B212





DATA FLOW DIAGRAM

1.     KONSEP PERANCANGAN TERSTRUKTUR

Pendekatan perancangan terstruktur dimulai dari awal 1970. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknikteknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan diperoleh sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akam mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan)

2.     DATA FLOW DIAGRAM (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,
khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem.
Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.



REFERENSI


3.       Parno, SKom., MMSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar